Berawal dari kepedulian terhadap tingginya angka penyalahgunaan
narkoba di kalangan anak-anak jalanan (anjal), lima mahasiswa
Universitas Airlangga merancang dan mengusulkan program kreativitas
mahasiswa (PKM) berjudul “Pemberdayaan Anak Jalanan Berbasis Jaringan
Sosial Sebagai Upaya P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba).
Dengan urgensinya permasalahan yang dipilih itu, proposal PKM bidang
Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini lolos seleksi Dikti dan memperoleh dana
pengembangan dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) untuk program PKM tahun 2016-2017.
Program pemberdayaan anak jalanan ini dilaksanakan oleh Nur Syamsiyah
(2014), Dini Nurul Ilmiah (2014), Dewi Miftakhur Roifah (2014),
Oktavimega Yoga (2014) dan Hasna Putri Permana (2015). PKMM ini lebih menekankan pada edukasi kreatif dan membangun jaringan sosial di
kalangan anak jalanan. ANAK jalanan terlibat aktif menjadi subyek dalam pembelajaran berbasis jaringan sosial. (Foto: Dok PKMM)
Penyampaian materinya dilakukan secara interaktif, sehingga anak
jalanan juga turut aktif menjadi subyek dan tidak sekedar menjadi
audiens pasif dengan disertai kegiatan outbound dan simulasi bahaya narkoba secara kreatif.
Penyampaian materi juga menjadi lebih optimal ketika anjal dapat
mendefinisikan sendiri tentang bahaya narkoba melalui sudut pandang
mereka berdasarkan contoh-contoh pengalaman tentang kehidupan pengguna
atau mantan pengguna narkoba dengan melihat realitas yang ada.
Hal ini juga sejalan dengan tema besar Hari Anti Narkotika
Internasional yang diperingati pada 26 Juni 2017 lalu, yaitu “Listen
First”. Tema besar tersebut menekankan pada edukasi bahaya narkoba sejak
dini tanpa mendoktrin anak-anak, melainkan lebih banyak mendengar
permasalahan mereka dan memberikan ruang bagi mereka untuk bisa
didengar.
Pelaksanaan program ini juga mendapat dukungan banyak pihak, diantaranya Komunitas Save Street Child Surabaya (SSC), Badan
Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur, juga Prof. Dr. Bagong Suyanto,
M.Si sebagai pakar sosial anak sekaligus pembimbing program ini.
Setelah dilaksanakan selama empat bulan di wilayah Ambengan Selatan
Karya, diperoleh hasil bahwa ada peningkatan pemahaman pada anjal
terhadap bahaya narkoba serta tindakan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
Melalui program ini telah dibentuk kader anti-narkoba di kalangan
anak jalanan dengan sebutan “Satria Anti Narkoba” (SAN). Para kader itu
diharapkan dapat memahami bahaya narkoba serta tindakan yang harus
dilakukan apabila terjadi kasus penyalahgunaan narkoba di lingkungan
sekitarnya. Dengan demikian, anak jalanan dapat membentengi diri mereka
dan lingkungannya dari bahaya narkoba.
Mahasiswa Universitas Airlangga berhasil membuat aplikasi web yang mudah diakses umum, terutama anak remaja, untuk mengetahui dirinya terindikasi gejala menderita diabetes militus (DM) sejak dini, ataukah tidak. Setelah mengakses aplikasi web ini, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) dengan memasukkan data usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk ind eks massa tubuh. Hal itu dilakukan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR ini setelah membaca prediksi WHO (Badan Kesehatan Dunia) tentang jumlah peningkatan penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tahun 2030 yang mengerikan. Sebagai negara terbesar keempat jumlah penderita DM di dunia, penderita DM tahun itu akan menjadi 21.257.000 orang, naik 157% dari data tahun 2000 yang hanya 8.426.000 orang. Data yang lebih meresahkan lagi, tahun 2002-2005 saja terdapat sekitar 3.600 kasus baru...
Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat besar. Berbagai biota laut hidup dan berkembang di perairan Nusantara ini. Namun, pengetahuan mengenai kondisi kemaritiman itu masih sangat kurang. Hal ini terkait dengan lemahnya pendidikan kemaritiman di Indonesia, yang hingga saat ini belum ada metode maupun media yang me mfasilitasi pembelajaran dengan menerapkan sistem kemaritiman. Padahal penerapan pembelajaran kemaritiman harusnya diawali dari usia dini agar dapat optimal, sehingga edukasi kemaritiman sejak dini sangat diperlukan demi terciptanya negara yang berbasis SDA pada maritim. Berkaitan dengan persoalan itulah empat mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) menawarkan karya cipta sebuah sarana edukasi kemaritiman untuk usia dini menggunakan p erangkat lunak permainan ( software game ) melalui piranti telepon genggam dengan sistem operasi android. Dibawah bimbingan dosen...
Komentar
Posting Komentar